Surat Terbuka untuk Umi
Waheeda
Assalamualaikum,
Semoga umi dalam keadaan sehat lahir batin - sehat
secara fisik, mental, intelektual, dan spiritual – amin.
Ketika abah Habib
Saggaf meninggal, saya termasuk orang yang merasa kehilangan. Saya pun
sempat pesimis dengan kelangsungan Pondok
Pesantren Al ashriyah Nurul Iman yang beliau bangun. Timbul pertanyaan dalam diri saya, apakah
pelanjut estafet kepemimpinan beliau mampu melakukan hal yang sama. Tetap memberikan
pendidikan secara bermutu , gratis, dengan konsep kasih sayang.
Namun, sebelum pertanyaan saya tersebut terjawab. Umi Waheeda dalam wawancaranya dengan majalah Nurul Iman mengatakan pendidikan di Pondok Pesantren Al ashriyyah Nurul Iman tetap gratis. Bahkan
Umi Waheeda sampai berani menyatakan GRATIS SAMPAI KIAMAT (pernyataan Umi Waheeda di majalah Nurul Iman volume
8 dapat dibaca di sini). Saya agak lega mendengar pernyataan tersebut. Sebab
salah seorang keponakan ada yang dititipkan di sana.
Barangkali Umi
Waheeda berani menyatakan demikian salah satu faktornya karena yayasan Budha Tzu Chi bersedia menjadi
salah satu penyandang dana setelah konsep yang dilakukan oleh almarhum dalam
pendidikan adalah konsep kasih sayang. Yayasan
Budha Tzu Chi bukan hanya ikut membantu membangun pesantren Al Ashriyah Nurul Iman. Melainkan pula sejak Mei 2004,
Yayasan ini bersedia memberi bantuan 60 ton beras tiap bulan.
Yayasan
Budha Tzu Chi bersedia menjadi salah
satu donatur di pondok tersebut. Karena Habib Saggaf dalam menerapkan pndidikan adalah menerapkan kasih sayang.
Ustad dilarang memberi hukuman fisik, jangankan memukul, menjewer telinga pun
tidak boleh. Ajaran cinta kasih seperti itulah yang sesuai dengan visi misi Yayasan Budha Tzu Chi.
Sayangnya, setelah keponakan saya belajar lebih dari empat
tahun di sana dan abah Saggaf wafat. Kondisi Pesantren menjadi berubah total. Kacau. Semrawut. Konon, karena ada
sosok yang bernama Krisna (entah siapa sebenarnya ‘oknum’ ini). Yang pasti,
keadaan kacau itu setelah saya membaca majalah Al Kisah yang memuat kisah penderitaan Nisa yang belum apa-apa
harus membayar ganti rugi delapan ratus ribu rupiah, hanya karena yang
bersangkutan sempat singgah di sana dalam beberapa hari.
Awalnya saya tidak begitu yakin dengan berita
tersebut. Sebab sampai dengan berita itu saya baca kondisi keponakan saya dan
beberapa temannya aman-aman saja. Tak ada masalah. Lalu munculah berita tentang
orang tua yang bersedia menjual ginjal-nya demi mendapatkan ijazah dari sana. Kendati pihak Pondok Pesantren tetap berkelit dengan
berbagai alasan, tujuannya untuk pembenaran diri. Bahwa santri tersebut tidak mengikuti aturan yang ditentukan.
Di sini, saya mulai ragu dengan institusi ini. Ya,
setelah Habib Saggaf meninggal kok
situasinya jadi kacau. Apalagi setelah
saya menonton di you tube bagaimana Habib – anak Umi Waheeda – menampar muka salah satu dosen di sana saat di depan
seluruh santri. Bahkan mengeluarkan kata-kata yang sangat tidak patut. Naudzubillah min dzalik. Padahal Rasulullah paling melaknat orang yang
melakukan pemukulan terhadap kepala. Apakah seorang pimpinan pondok pesantren
tak tahu hal ini. Apakah pantas seorang habib mengeluarkan kata-kata kasar,
bahkan bersifat memaki – ingat firman
Allah dalam surat Al Humazah. Lalu ia pun mengungkit pemberiannya kepada
para santri. Bukankah salah satu faktor yang menyebabkan Pondok Pesantren ini karena adanya penyandang dana alias donatur.
Jadi ironis sekali kalau sampai sang habib mengungkit-ungkit pemberiannya
kepada santri. Sebagai salah seorang wali santri di sana, hati saya menangis. Kok
tega-teganya sampai ngomong seperti itu. Ingatlah! Faman yakmal mitsqola dzarratin khoiroh yarroh. Wa man yakmal mitsqola
dzarratin syarroy yaroh.
Kini, yang sebetulnya tidak saya tahu secara langsung
akhirnya terjadi juga pada keponakan saya. Ia tanpa alasan yang jelas dipecat
dari pondok pesantren. Alasannya terlalu mengada-ada. Merokoklah. Sering tidak
disiplinlah, dan sebagainya. Ia tak mungkin bisa melanjutkan sekolah, tapi juga
ijazahnya tidak bisa diambil. Orangtuanya sudah mencoba menghubungi Umi tapi tidak pernah mendapat ijin
untuk bertemu.
Akhirnya keponakan saya terkatung-katung. Kuliah tidak
bisa. Mengambil ijazah tidak boleh
(barangkali harus membayar?). tetapi, saya tidak tahu persis sebab yang
mestinya punya wewenang memberi penjelasan adalah Umi Waheeda. Lalu kenapa untuk ketemu juga tidak bisa?
Sebetulnya bukan hanya keponakan saya saja yang
terpaksa kehilangan masa depan karena tak punya ijazah. Tetapi ribuan santri
yang kini telah dikeluarkan – dengan berbagai alasan. Nah, kalau demikian sama
artinya menghancurkan masa depan generasi umat Islam yang sempat nyantri di
tempat yang ‘gratis’ ini. Mereka
terpaksa harus membuang waktu bertahun-tahun di pondok pesantren tanpa
mendapatkan hasil apa pun. Lantaran ijazah
ditahan. Astaghfirullah. Keponakan saya pun (juga teman-temannya) kini
tak jelas nasibnya. Apakah mereka harus sekolah lagi dari smp di tempat lain.
Sementara usianya, sudah bukan usia smp. Pun sebetulnya mereka sudah berhak
mendapt ijazah untuk sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan tingkat
atas. Andaikata tahu akan begini akhirnya, tentu saja, tak ada yang berpikir ke
sana. Sebab bertahun-tahun sekolah tetapi tidak mendapatkan haknya. Sebab tidak
semua orangtua bersedia mengganti ginjalnya dengan selembar ijazah.
Melalui surat terbuka ini, saya ingin melakukan tawasaubil haq – sekedar mengingatkan -
kepada umi Waheeda. Bahwa Umi telah berjanji akan tetap
menggratiskan santri hingga kiamat. Tetapi nyatanya justru membuat nasib santri
telah mengalami kiamat hanya karena berharap bisa sekolah gratis. Menjadi tanya
saya adalah apakah Umi Waheeda tidak
yakin kalau almarhum akan menangis di alam
barzah bila melihat (ribuan) santri
dibikin kiamat oleh Pondok Pesantren Nurul Iman? Lantaran
tidak mendapatkan haknya.
Saya menulis surat terbuka ini karena tidak yakin bila
saya datang ke Pondok Pesantren Al Ashriyiah akan bisa bertemu dengan Umi Waheeda. Seperti yang dialami Nisa,
yang hanya beberapa hari singgah di Ponpes Nurul Iman – yang akhirnya tetap
harus membayar – yang tak pernah ditemui oleh Umi. Melainkan oleh ustadzah dan ustad di sana. Di sini saya tidak ingin
berpanjang-panjang kalam. Karena kalau saya bicara tentang hal-hal yang tak
patut dilakukan dan yang seharusnya dilakukan oleh seorang yang memeluk Islam
kepada Umi. Sama artinya saya
mengajari ikan berenang.
Saya berdoa semoga santri yang dibikin kiamat
nasibnya (baca: dipecat dan diberhentikan) oleh Ponpes Nurul Iman diberi ketabahan dalam menjalani hidup yang tanpa bekal
ijazah. Dan semoga pula anak Umi Waheeda
diberi kesehatan – sehat fisik, sehat
psikis, sehat iman, sehat mental, sehat spiritual, dan sehat moral – hingga
tidak akan melakukan penamparan lagi kepada orang yang telah dianggapnya makan
dari hasil keringat anak Umi. Hingga berani melontarkan kata-kata yang
menyakitkan dan melukai orangtua (atau pun siapa pun yang mendengarnya) dari
seorang habib (?).
Salam,
Agus diffan
maaf sebelumnya,
BalasHapussaya tidak sengaja membuka link ke web ini saat browsing tentang pondok nurul iman.
dan sekedar untuk sharing, setiap sekolah memiliki aturan nya sendiri yang dipegang teguh,
dahulu d sma saya (man insan cendekia serpong), juga ada aturan dmna murid tdk boleh merokok, dan ini diketahui dari awal.
saat ada murid yg ketahuan merokok walau pun cuma sekali, kebijakan sekolah adalah mengeluarkan, meskipun secara prestasi akademik anak ini bagus.
kebijakan ini diterapkan dengan tegas, bersama dengan aturan lain.
ketegasan ini lah yang menjadikan para murid berprestasi dan disiplin.
bayangkan jika ada toleransi atau pemakluman dan tidak tegas, pasti akan ditiru oleh murid yang lain.
pun demikian dengan pondok nurul iman, mereka punya aturan sendiri, yang saya yakin sudah diketahui dan disepakati dari awal saat memutuskan masuk kesana.
Tp. emang jelas2 beda setelah Almarhum abah udah ga ada. Haus dunianya keliatan.! hari ini Habib Muhammad Ainul Yaqin yang jelas2 jg anak almarhum Abah. Massa di usir dari rumah yang beliau tempatin. Perintah siapa??? Umi Waheeda.. Wahwahwah
Hapusmaaf sebelumnya,
BalasHapussaya tidak sengaja membuka link ke web ini saat browsing tentang pondok nurul iman.
dan sekedar untuk sharing, setiap sekolah memiliki aturan nya sendiri yang dipegang teguh,
dahulu d sma saya (man insan cendekia serpong), juga ada aturan dmna murid tdk boleh merokok, dan ini diketahui dari awal.
saat ada murid yg ketahuan merokok walau pun cuma sekali, kebijakan sekolah adalah mengeluarkan, meskipun secara prestasi akademik anak ini bagus.
kebijakan ini diterapkan dengan tegas, bersama dengan aturan lain.
ketegasan ini lah yang menjadikan para murid berprestasi dan disiplin.
bayangkan jika ada toleransi atau pemakluman dan tidak tegas, pasti akan ditiru oleh murid yang lain.
pun demikian dengan pondok nurul iman, mereka punya aturan sendiri, yang saya yakin sudah diketahui dan disepakati dari awal saat memutuskan masuk kesana.
Tuh habib yg melakukan pemukulan keturunan arab jahiliyah. Yakinlah itu..
BalasHapusJaga mulud ete sob
HapusMinta info no tlpn pondok yg bisa dihubngi...kami dri keluarga santri pngen hubngi anak kami..trimakasih
BalasHapusMas Agus Dilfan,
BalasHapusNiat Anda Menyekolahkan anak,Buat apa ? kalau Cuman cari Ijazah beli saja atau Foto copy.
Ana tidak membela kedua belah fihak.tapi Luruskan dulu Niat NT Untuk Mencari Ilmu Bukan cari Ijazah ( Allah Memberi Rizki Seseorang bukan lantaran Ijazah )Orang pintar,pandai,Alim,bahkan Kiyaipun tidak perlu ijazah tapi pengakuan.
...=))WhÛªªHªªàHªªhªªâ=))..
Hapus...=))WhÛªªHªªàHªªhªªâ=))..
Hapusmohon maaf mas. mohon anda klarifikasi langsung ke pondok.supaya tahu informasi yg pasti. . mengapa dan kenapa. .
BalasHapusmohon maaf mas deni. . jangan sembarang ngomong kalo tidak tahu yg sebenarnya. . .
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTelah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Alqamah bin Waqash] dari [Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".
BalasHapusTelah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku ['Adi bin Tsabit] berkata: Aku pernah mendengar [Abdullah bin Yazid] dari [Abu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila seseorang memberi nafkah untuk keluarganya dengan niat mengharap pahala maka baginya Sedekah".
11:6. Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).
Assalanmualaikum
BalasHapusApakah memang bgitu buruknya ¿ saya akan datangi skaligus daftar di sana ,, insya allah dg sgala ksiapan,,,bismillah...
BalasHapusTidak akan ada akibat kalau tdak ada sebabnya
Kalau mmpublikasikan kburukan org itu dosa ,, kalau lembaga dosa gak yah ?
BalasHapusAl ashriyyah itu tmpt gnerasi pend.yg pnya mental dan kdsiplinan tinggi mngkin ,, klau gk siap dmikian siap la utk mrugi atas biaya hdup dan pend. D sana,,,
Persiapkan sblum mndaftarkan anak anda ke sana
Assalamu'alaykum wa rahmaatullah ...Ummi Waheedah hafidzhakillah, berhati-hatilah terhadap para dhu'afa dan yatama. Sungguh perkataan ummi sangat menyakitkan bila saya berada posisi mereka (ARE YOU STILL SNGAPOREAN OR INDONESIAN ???). Sayangi dan didiklah anak-anak yatim kita dan dhu'afa dengan hati dan penuh keikhlasan semata-mata menggapai ridho-Nya. Jadilah panutan yang digugu lan ditiru (ingat wasiat Kihajar Dewantoro dgn 3 ajarannya, dan wasiat Rasulullah SAW menjelang kewafatannya). Perkataan ummi yg tidak akan memaafkan siapapun sampai kapanpun mereka yg telah menyakiti hati ummi sungguh mengambarkan kualitas dan kedalaman keilmuan Islam dan kadar keimanan anti. Please deh segera bertaubat, bersimpuh, bersujud dan menangis ke hadapan Sang Khaliq ALLAH SWT dan meminta maaf kepada mereka. Semoga sang Habib rahimahullah ta'ala bahagia dan tenang di alam kuburnya. Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
BalasHapusAssalaamu alaikum Wr.Wb.
BalasHapussaudaraku muslimin semuanya...
kita tidak bisa menjudge bahwa seseorang yang telah memberikan keputusan atas apa yang menjadi haq nya itu salah.
kita juga tidak bisa memponis, bahwa tamparan yang dilontarkan itu sebuah kekerasan yang tidak ada adab.
sebab kita tidak tahu kesepakatan apa yang telah disetujui kedua belah pihak sebelumnya, hingga terjadi keputusan yang dianggap merugikan pihak lainnya. bisa jadi itu adalah kesepakatan yang dikhianati, dilanggar oleh salah satu pihak.
kalau sudah terjadi pelanggaran atau penghianatan terhadap apa yang disepakati, bukankah merupakan hal yang sah, bila pihak yang satunya menentukan keputusan dengan membatalkan kesepakatannya. bukankah merupakan hal yang dibenarkan bila pihak yang dikhianati mengambil kembali atas apa yang diberi.
saya setuju dengan ungkapan saudara ezy, setiap pondok mempunyai aturan sendiri untuk keberhasilan atas setiap santri/siswa yang dididiknya dan mempunyai kesepakatan awal yang disetujui disaat seseorang itu sudah memutuskan untuk masuk atau mendaftarkan dirinya menjadi siswa/santri dipondok tersebut.
untuk denny rusdiana; hati-hati anda berbicara!,
bagaimanapun beliau adalah zuriyahnya Nabi.
andaikan omongan anda benar adanya; tidak seujung kuku pun anda pantas berbicara seperti itu. apalagi kalau anda dalam prakira yang salah. sungguh! jika demikian, ungkapan anda tidak beradab.
kalau sudah begitu, berpikirlah... siapa yang Jahiliyah?
untuk lukmanul hakim...
cobalah kaji ulang ungkapan anda!!!
seandainya Ummi Waheedah itu haus dunia/gila harta kenapa Ummi tidak tinggalkan saja itu orang-orang dhuafa dan yatama yang hanya bisa menyusahkan beliau dan menjadi beban tenaga dan pikiran bagi beliau saja, lantas tinggalkan itu dhuafa dan yatama ke Negri asal Ummi (Singapura), karna memang disana adalah Negri yang mudah untuk mencari dan mengumpulkan dunia. lagipula, beliau adalah orang yang sangat pintar dan cerdas, terlebih beliau juga keturunan orang yang kaya raya di Negri singapura tersebut.
sekarang, masih bisakah anda berpikir Ummi gila harta?
Ummi tidak ikhlash?
Ummi tidak sayang dengan dhuafa dan yatama?
bila masih berpikir dan bertanya demikian, betapa bodohnya anda.
untuk lugu agung; yang harus bersimpuh, bertaubat, bersujud dan menangis memohon ampun adalah anda, saya dan seluruh masyarakat indonesia yang tidak mampu berbuat seperti apa yang telah Ummi Waheedah buat.
karna kita sebagai orang indonesia, lahir di indonesia, besar di indonesia, tapi hanya mampu menyempitkan dan menyusahkan indonesia.
coba berpikir, apa manfaat anda untuk para dhuafa dan yatama di indonesia?
apa manfaat anda untuk masakin yang tidak mampu sekolah, dan menyekolahkan anak-anaknya di indonesia?
apa manfaat anda untuk agama anda?
hingga anda berani mengutarakan ungkapan yang demikian buruknya terhadap sosok Ummi Waheedah yang rela meninggalkan dunianya untuk agama, para dhuafa dan yatama di Indonesia.
sekarang kaum muslimin di Indonesia, berpikirlah!!!
ada berapa sosok seperti Ummi Waheedah di Negri ini?
siapa yang sanggup memberi makan belasan ribu manusia setiap hari tanpa henti?
siapa yang sanggup memberi pendidikan bagi belasan ribu manusia di Indonesia?
siapa yang sanggup berpikir untuk memikirkan masa depan belasan ribu manusia agar menjadi manusia yang berpendidikan dan bermartabat?
siapa yang sanggup menuntun belasan ribu manusia untuk merancang dan mempersiapkan bekalnya di masa depan?
dan renungkan!!!
memangnya, apa yang Ummi Waheedah pinta kepada anak-anaknya (santrinya)setelah mereka mampu menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Nurul Iman?
adakah yang beliau pinta untuk dirinya?
tidak ada...
tidak ada yang beliau pinta, selain;
bermanfaatlah kalian untuk Islam sekecil apapun!
bermanfaatlah kalian untuk bangsa ini!
dan ingatlah adik-adik kalian yang belum menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren Nurul Iman!!!
Bijaklah bicara dan jangan reaktif, bersikaplah proaktif ..., harapan untuk kebaikan anak bangsa ini yang kurang beruntung demi mengangkat harkat dan martabatnya. Saya tekankan bahwa mereka adalah dhuafa dan yatama yang eloknya dipelihara oleh negara ini sebagaimana misi bangsa besar ini di dalam konstitusinya. Sesama umat Islam wajib saling mengingatkan dan menasehati bila dirasa ada yang salah. Keberadaan pesantren ini sangat bermanfaat buat mereka sebagaimana pesan habib rahimahullah, yang senantiasa mengingatkan "sudah makankah mereka", karena rasa kasih sayang beliau kepada mereka. Well, let's see what will happen within the next short time. I appreciate what ummi waheedah has done for the habib of course, lillahi ta'ala menggapai ridhla-Nya. SELAMAT BERJUANG UNTUK KEBAIKAN BERSAMA!!!
HapusBuat Saudara Agus Difan...
BalasHapusSaya berterima kasih atas doa anda untuk Ummi Waheedah diawal pernyataan anda meski pada akhirnya pernyataan anda melukai hati anak-anak santrinya yang telah dan masih sedang belajar sungguh-sungguh dipesantren Nurul Iman.
begini saudara agus,...
cobalah anda rawat satu saja dari kaum dhuafa/yatim.
kemudian anda beri makan dia setiap hari, anda sekolahkan dan didik dengan kesabaran dan keikhlasan sepenuh hati anda, dan semua biaya pendidikannya anda yang menanggung dan semua keperluannya anda yang memenuhi. anda menjaganya dengan hati-hati, karena dia telah anda anggap sebagai titipan Allah, terlebih penuh dengan amanat yang terlontar, baik dari orang tua maupun kerabatnya, mereka menganggap bahwa andalah yang dipercaya mampu mendidik dan mengajarinya ilmu dan ditempat andalah dia bisa terdidik dengan baik, di lingkungan yang baik dan bisa menjadi orang yang baik.
begitupun dengan anda,,, anda merasa yakin mampu mengajarinya ilmu yang baik, mendidiknya dengan baik dengan penuh harapan dia bisa menjadi orang yang baik dan mampu berbuat baik (ucapan maupun perbuatan).
tiba-tiba, ada satu saja kalimat anda yang ditentang olehnya, atau saran anda ditolak olehnya, atau perintah anda dibantah olehnya, atau aturan di rumah anda dilanggar olehnya, padahal kesemua itu untuk kebaikannya,,,
pikirkanlah!!
kira-kira apa yang akan anda rasakan?
bukankah anda mengajarinya hal yang baik, mendidiknya dengan baik, dan berusaha menjadikannya lingkungan yang baik, agar kelak dia menjadi orang yang baik...
tapi kenapa dia melanggarnya?
kenapa dia menolaknya?
kenapa dia membantahnya?
kenapa dia melanggarnya?
kenapa? kenapa? dan kenapa???
itu baru satu kejadian, saudara agus...
apalagi di Nurul Iman, dengan belasan ribu santri, belasan ribu amanat, belasan ribu harapan, belasan ribu kejadian dan belasan ribu pelanggalaran...
saya sangat yakin, bila anda berada diposisi Ummi Waheedah, anda tidak akan sanggup bergerak, berdiri, apalagi berlari...
anda juga mengungkapkan bahwa pondok tersebut didonasikan oleh budha tzu chi, tidak hanya berupa bangunan melainkan budha tzu chi juga mengirimkan 60 ton beras setiap bulannya...
okay, statement itu mungkin benar, bahwa budha tzu-chi membangun satu gedung sekolah untuk anak smp/sma dan mengirimkan beras 60 ton setiap bulan, tapi itu di masa Syeikh Al-Habib Saggaf bin Mahdi bin Syeikh Abu Bakar bin Salim... dengan karomah dan keluarbiasaan beliau dimata Ummat Muslim dan di mata Dunia...
tidakah anda berpikir,,,!!!?
Ummi Waheedah adalah seorang wanita,
dan lihatlah ke pondoknya saat ini!!!
adakah satu butir beras budha tzu chi yang dimakan oleh para santri saat ini?
adakah para dermawan yang tetap mendonasikan hartanya agar beliau bisa tetap membiayai kebutuhan dan pendidikan para santri, ustadz dan ustadzahnya?
adakah bantuan tetap para pejabat tinggi di pemerintahan untuk memenuhi kekurangan dari para santrinya?
tidak ada sodara agusss....
tidak ada,,,
lalu anda bilang, keadaan pondok saat ini semeraut dll...
anda salah besar sodara agus...
coba tengoklah,saat ini jika anda masih beranggapan bahwa keadaan pondok semeraut, kacau dll...
perlu diketahui, ternyata yang membuat pondok semeraut adalah orang-orang yang semeraut...
yang membuat kacau pondok adalah orang-orang yang kacau...
karena itulah orang-orang yang semeraut dan kacau itu diusir dari pondok dan dibiarkan tetap menjadi orang yang semeraut dan kacau diluaran sana..., dan itulah jalan dari Allah bagi orang-orang yang membuat pondok kacau dan semeraut.
bukankah anda perduli dengan orang-orang yang anda sebut dalam surat pernyataan anda di atas...
sekarang lihatlah, sodara agus!!!,
datangilah tempat tinggal mereka dan saksikanlah,,, apa yang terjadi dengan kehidupan mereka (Ayu dan Nisa dll) setelah mereka menyebarkan fitnah bagi pondok yang telah mendidik mereka dengan baik agar mereka menjadi orang yang baik...
dan perlu anda ketahui sodara agus...
jangan menyempitkan sifat Allah yang Maha Segalanya terhadap nasib setiap manusia...
Ass...
HapusAgus dkk yg menyudutkn institusi ini
Sehrsnya ente sdh tau klw iman ente semua msh ad y.tpi g tau klw udah mudik kemren2.atw kesambet setan di cipali.
Ortu ko bela anak yg salah sampai demo mau jual ginjal.demi anknya yg ngelanggar atran civitas academik.ap g inget nasehat abah??? Yg bgtu ngerinya sampai 7 ketuturan dlm ke fakiran???
HapusBuka yotube gus.nasehat abah nurul iman.lihat nasib kedua planggar itu skrng apkah dy mulya atw sebaliknya
HapusYa kalaw agus siapa si ni....sebut aj agus g tau diri lh.biar ngerti bhwa dirinya ini hidup nebeng ank keturunanya Rosull.yg sejatinya dunia ini niscaya di ciptakn hanya untuk Rosulullh Saw dan selruh keturunaNya.jd kita sebagai mkmum hrslh tau diri konsekuensinya.y kalaw agus g percaya dgn isi youtobe itu silahkn.amati khdupan kedus putri diatas ponkn ente dante pun jugs bgtu.mulyakh agus dkk hidup kliyan skrng atwkh lbh buruk dri seblm agus tlis surat ini
HapusBuka yotube gus.nasehat abah nurul iman.lihat nasib kedua planggar itu skrng apkah dy mulya atw sebaliknya
HapusGratis itu Mulia. Ada program Tahfidz nya kah?
BalasHapusSaya Alumninya, saya baca surat terbuka ini, sakit.
BalasHapusSakit karena seakan menampar saya, kenapa tidak ikut berjuang bersama Umi Waheeda membangun mental kemandirian anak bangsa berbasis Agama.
Karna selama 9 tahun saya belajar di sana, semua aspek penting pendidikan (Agama, umum, kemandirian, kesederhanaan, kreatifitas, masih banyak LG) sudah pernah saya rasakan. Dan itu semua sangat bermanfaat bagi kehidupan masa depann kami. Dan, tanpa dipungut satu rupiahpun.
Alhamdulillah, saat ini saya bisa tabarukan dengan ijazah Dr Nurul Iman, dengan memanfaatkannya sebagai salah satu syarat bekerja di perusahaan yg saat ini saya bekerja. Sehingga saya bisa membantu meringankan beban orang tua, dan bisa merencanakan masa depan saya.
Lulus, ya Alhamdulillah saya lulus dari Nurul iman setelah mengabdi 2 tahun setelah merampungkan pendidikan kuliah di sana. Tentunya dengan perjuangan nan keceriaan mematuhi peraturan yg ditetapkan. Sebagai salah satu contoh adalah larangan merokokk, termasuk diharamkan di Nurul Iman oleh Abah dan termasuk salah satu pelanggaran terbesar.
Sekali lagi Alhamdulillah menjadi bagian dari Nurul Iman.
Abah Umi Habib, semoga kebaikan selalu menyertai Kalian semua.
Amiin Yaa Allah Yaa Robbal'alamin
HapusTerima kasih komentar ustadz membuat hati saya tenag dan sangar merasa lega,dan cukup alasan untuk meyakinkan terhadap kedua orang tua sy agar tdk sllu mengkhawatirkan cucunya.
karena saya yakin dgn niat sy menitipkan putri sy kesana agar terhindar dari pergaulan bebas,dan yg paling penting sy ingin membetuk putra/putri kami agar soleh/sholeha dengan berbekal ilmu pormal jg non pormal agar hidupnya bisa terarah tidak labil sprti yg di alami ayahnya dahulu.
karena sungguh penyesalan tidak pernah dari awal,barikallah ustadz semoga sukses serta sehat selalu senantiasa ada dlm lindungan serta rahmatnya Allah Swt,tamba berkah.
Amiin Mohon Do'kan putri saya ya ustadz dia baru 10 bulan -/+ disana kls 1 SMP,trima kasih Wassalamualakum wrb.
Aku berlindung kepada Allah Dari Godaan Syetan yang terkutuk.
BalasHapusDengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Yaa Allah Ampuniah dosa-dosa hamba,kedua orang tua hamba,Saudara/i hamba,Istri serta putra/putri hamba,dan dosa-dosa saudara/i Muslimin/muslimat,Mu'minin/mu'minat semuanya Yaa Allah.
Singguh hamba tiada daya serta kekuatan melainkan dengan sgala pertolongan engkau yaa Robb.
Hamba memohon kepadamu yaa Robbana Jagalah,lindungilah,tuntunlah,anugrahkanlah rahmat serta hidayah juga keberkahan kepada yayasan Pondok Pesantren Nurul Iman,aga putri hamba di berikan kesehatan,kekuatan,serta berhasil dalam perjuangannya menuntut ilmu yg bisa bermanfaat dunia ila yaumil kiayamah.
Yaa Allah Jadikanlah putri hamba sebagai wanita muslimah yg sholehah yg bisa mengangkat harkat serta drajat kedua org tuanya,berguna bagi dirinya,agama,keluarga,masyarakat juga negara.
Sesuai dengan niat hamba menitipkan putri hamba ke ponpes yayasan nurul iman.
Tunjukan serta tuntunlah putri hamba agar di bukakan jalannya untuk menggapai Ridhomu Ya Robb.
Robbaba Taqobal Do'a ana.
Amiin...Amiin...Amiin...Yaa Robbal'alamin.
assAlamu alaiukm wrwrb...
BalasHapusDIMANA MANA SEKOLAH / PONPES PUNYA ATURAN KALAU DI LANGGAR PASTI ADA SANKSINYA. jadi kepingin tahu lebih dlm soal ponpes ini.
masya allah... Perjuangan beliau abah dan ummi ... Subhanallah... Abah umi beserta keluarga beliau, sungguh allah memuliakan keluarga dzuriyaturrosul pendiri ponpes ini.
Moga santri santri disini bs menangkap dgn memahami pemikiran beliau, khusunya saat ini d bawah naungan ummi waheedah.
Tak ada gading yg tak retak.. namun bl kt menginginkan kebaikan keretakan pada gading tersebut terlihat makin memperindah motif gading tsbt.
... Kl sy simak sptnya ada kepentingan utk memudarkan syiar ummi waheedah .. maklum goncangan pasti ada .. bagi yg tdk suka dgn beliau sjk sepinggalan abah alm..
alangkah baiknya saling tabayyun.
maju terus nurul iman cetak insan insan kamil pejuang pejuang islam tangguh sebanyak banyaknya.
Assalamualaikum WrWb,
BalasHapusSaudara2ku yg dirahmati Allah Subhana Wa Ta'alah.
Semoga apa yang dibahas tsb diatas tidak menimbulkan fitnah thdp apa yg terjadi swbenarnya.
Allah Maha Mengetahui.
Kita sebagai Hamba Allah hanya bisa menjalankan apa yang sudah ditetapkan olehNYA.
Kebetulan Saya / Kami mengenal Alm. Habieb Sagaf sejak sebelum berdirinya pesantren tsb, dan beliau masih tinggal di Bintaro.
Kami bersama-sama beliau turut memikirkan dan merintis berdirinya pesantren tsb. Hingga mendapatkan sejumlah wakaf dari berbagai sumber, termasuk pejabat pemerintah diera masa jabatan periode terahirnya Bpk.Soeharto.(pilpres orde baru).
Kita sebagai Umat Muslim wajib mendoakan kekeliruan yang terjadi kepada Allah; agar diberikan hidayah dan tidak terulang kembali kejadian2 yg tidak dikehendaki olehNYA.
Semoga Almarhum Habieb Sagaf diberikan ketenangan dan kemuliaan disisi Allah.
Al Fatihah.......
Aamiin Allahumma Aamiin